Jumat, 09 Oktober 2009

Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu di Indonesia digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), Namun bahasa yang di gunakan kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360). Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dan pada saat Kongres Nasional kedua di Jakarta, Bahasa Indonesia di canangkan sebagai bahasa untuk negara Indonesia / bahasa nasional. Presiden Soekarno tidak memilih bahasa jawa sebagai bahasa nasional walaupun pada saat itu bahasa jawa adalah bahasa yang paling banyak di gunakan pada saat itu. Presiden Soekarno memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang di tuturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.

2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.

3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, atau Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.

4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.

Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.

Perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat seiring perkembangan karya sastra dan revolusinya menjadi angkatan-angkatan sastra makin memperkaya bahasa Indonesia. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), sebagai dasar pemakaian ejaan itu. Kemudian dilengkapi melalui Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusan tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bahasa Indonesia dengan Ejaan Yang Disempurnakan masih digunakan sampai saat ini.

Aneka Padanan Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.

Unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia harus mempertajam daya ungkap pemakai bahasa Indonesia dan memungkinkan orang menyatakan makna konsep atau gagasan secara tepat. Penyerapan unsur bahasa asing itu harus dilakukan secara selektif. Kosakata serapan itu dapat mengisi kerumpangan atau kekosongan konsep makna yang tidak ditemukan di dalam khazanah bahasa Indonesia. Di samping bentuk dan makna kata serapan itu, memang diperlukan kehadirannya dalam bahasa Indonesia untuk kepentingan pemerkayaan konsep-konsep makna yang dapat menunjang laju pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia menatap masa depan.

Dibawah ini akan di berikan beberapa contoh serapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia :

Penyesuaian bunyi
o flexible - fleksibel
o focus - fokus
o fossil - fosil
o department - departemen
o energy - energi
o enzyme - enzim
o export - ekspor
o expose - ekspos
o disco - disko
o ratio - rasio
o rational –rasional
o discount - diskon
o glamour – glamor goal – gol
o gossip – gossip
o gradation - gradasi
o gratification - gratifikasi

Padanan asing dalam bidang tertentu:


Asing indonesia

1. builder pembangun
2. developer pengembang
3. land bumi
4. check in lapor masuk hotel
5. out bond-tour wisata luar kota
6. local tourism wisata domestic
7. standby tunggu muat
8. offload bongkar muat
9. hunting system lacak system
10. real estate lahan bangunan
11. village desa
12. check out lapor berangkat bandara atau lapor keluar hotel
13. VIP(very important person) pribadi yang penting

Sesuai dengan aslinya


Indonesia aslinya
1. formal formal
2. era era
3. etalase etalase
4. bin bin
5. daur daur
6. bowling boling
7. insan insan
8. galaksi galaxy
9. bait bait
10. ekologi ecology
11. edit edit
12. action aksi


DAFTAR PUSTAKA
- http://www.e-smartschool.com/
- http://community.gunadarma.ac.id/
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/
- http://www.carikampus.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, singkat jelas dan berisi yang bisa mengambarkan kejadian yang sebenarnya dan gunakanlah kata-kata yang sopan...